Goyang Monopoli TSMC! AMD Negosiasi Rahasia dengan Samsung untuk Chip 2nm
TEKNOLOGIIndustri chip global tengah memasuki babak baru dalam perang manufaktur semikonduktor. Setelah bertahun-tahun bergantung pada Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) untuk produksi chip canggih, AMD salah satu raksasa desain prosesor dunia dilaporkan sedang menjajaki kemitraan strategis dengan Samsung untuk memproduksi chip generasi berikutnya menggunakan proses 2nm.
Langkah ini bukan sekadar diversifikasi pasokan. Ini adalah sinyal kuat bahwa monopoli TSMC mulai retak, terutama di tengah rencana kenaikan harga yang agresif dan keterbatasan kapasitas. Dengan pertemuan tingkat tinggi antara CEO AMD Lisa Su dan Chairman Samsung Lee Jae-yong yang kabarnya akan segera terjadi, dunia teknologi menunggu apakah aliansi baru ini akan mengubah peta kekuatan di balik layar perangkat elektronik kita.
Artikel ini mengupas alasan strategis AMD beralih, potensi teknologi 2nm Samsung, risiko historis, serta dampak geopoliitik dan kompetitif dari keputusan bersejarah ini.
Mengapa AMD Ingin Keluar dari Bayang-Bayang TSMC?
Selama hampir satu dekade, TSMC telah menjadi mitra eksklusif bagi AMD dalam produksi chip high-end, termasuk seri Ryzen, EPYC, dan GPU Radeon terbaru. Keunggulan TSMC dalam yield rate, konsistensi, dan kepemimpinan proses dari 7nm hingga 3nm membuat AMD nyaman.
Namun, kenyamanan itu kini berubah menjadi ketergantungan berisiko.
Tiga Alasan Utama AMD Cari Alternatif:
Kenaikan Harga TSMC
TSMC secara resmi mengumumkan rencana menaikkan harga layanan foundry hingga 10–15% per tahun selama tiga tahun ke depan. Bagi AMD yang bersaing ketat dengan Intel dan NVIDIA, biaya produksi yang membengkak bisa menggerus margin keuntungan.
Kapasitas Terbatas
TSMC kewalahan memenuhi permintaan dari Apple, NVIDIA, Qualcomm, dan AMD sekaligus. Ini memaksa AMD menerima slot produksi yang lebih rendah prioritas, berpotensi menghambat peluncuran produk.
Resiko Geopolitik
Fasilitas utama TSMC berada di Taiwan wilayah yang semakin rentan terhadap ketegangan geopolitik AS-Tiongkok. AMD, seperti banyak perusahaan AS, ingin mengurangi eksposur terhadap risiko geopolitik dengan mendiversifikasi basis manufaktur.
Samsung: Pilihan Berisiko yang Kini Lebih Menjanjikan
Dulu, Samsung dianggap pilihan kedua yang tidak andal. Meski cepat mengklaim proses 5nm dan 4nm, perusahaan Korea Selatan ini kerap mengalami masalah yield rendah terutama pada chip besar dan kompleks seperti CPU AMD Zen 5.
Namun, situasi mulai berubah di node 2nm.
Menurut laporan media Korea Selatan, proses 2nm pertama Samsung telah menunjukkan hasil awal yang positif, baik dari segi yield maupun performa. Ini memberikan kepercayaan baru bagi calon klien seperti AMD.
Lebih penting lagi, AMD tidak berniat melompat ke generasi pertama 2nm (SF2) yang masih eksperimental. Sebaliknya, perusahaan ini menargetkan SF2P (Samsung Foundry 2nm Performance-enhanced) versi kedua yang lebih matang.
Keunggulan SF2P Samsung:
- Performa 15–20% lebih tinggi dibanding SF2
- Konsumsi daya 30% lebih rendah
- Densitas transistor lebih tinggi, memungkinkan chip lebih kecil dan murah
- Massa produksi dimulai pada 2026, dengan versi lanjutan SF2P+ pada 2027
AMD dikabarkan berencana menggunakan SF2P untuk chip server EPYC generasi berikutnya atau GPU RDNA 4/5, bukan untuk CPU konsumen utama sebagai langkah awal yang hati-hati.
Riwayat Bermasalah Samsung: Apa yang Berubah?
Keraguan terhadap Samsung bukan tanpa alasan. Pada node 4nm, misalnya, chip Tesla Dojo dan beberapa SoC ponsel mengalami masalah panas dan efisiensi karena yield yang tidak stabil. AMD sendiri sempat menolak menggunakan node 4nm Samsung untuk Zen 4c karena kekhawatiran serupa.
Namun, dalam dua tahun terakhir, Samsung telah:
- Merekrut insinyur senior dari TSMC dan Intel
- Memperbarui peralatan litografi EUV di pabrik Pyeongtaek
- Menerapkan sistem quality control berbasis AI
Menunjukkan komitmen kuat melalui kemitraan dengan Apple (untuk modem chip) dan Tesla (untuk chip AI Dojo)
Kesuksesan Tesla dalam menggunakan chip Samsung 4nm yang kini menjadi tulang punggung superkomputer Dojo telah menjadi bukti nyata bahwa Samsung bisa diandalkan untuk desain skala besar.
Apa Arti Ini bagi Persaingan Global Semikonduktor?
Jika AMD resmi beralih sebagian produksinya ke Samsung, ini akan menjadi kemenangan besar bagi Korea Selatan dalam persaingan tiga besar manufaktur chip: TSMC (Taiwan), Samsung (Korsel), dan Intel (AS).
Bagi AS, ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada Asia Timur dalam rantai pasok chip. Meski Samsung berbasis di Korea, perusahaan ini sedang membangun pabrik 2nm di Austin, Texas, yang akan memenuhi standar CHIPS Act AS.
Sementara itu, TSMC yang juga membangun pabrik di Arizona tidak akan kehilangan AMD sepenuhnya. AMD kemungkinan besar akan tetap menggunakan TSMC untuk chip flagship, sementara Samsung menangani varian volume tinggi atau spesialisasi.
Timeline dan Prospek Kemitraan
- November 2025: Pertemuan antara Lisa Su dan Lee Jae-yong diharapkan terjadi
- Desember 2025: Potensi finalisasi MoU atau kontrak awal
- 2026: Produksi massal SF2P dimulai
- 2027: Chip AMD berbasis SF2P+ bisa muncul di pasar
Jika negosiasi berjalan lancar, AMD akan menjadi klien ketiga bergengsi Samsung di 2nm, setelah Tesla dan Apple sebuah pencapaian yang bisa mengangkat reputasi Samsung sebagai pesaing serius TSMC.
Kesimpulan: Diversifikasi, Bukan Pengkhianatan
AMD tidak benar-benar “meninggalkan” TSMC. Yang terjadi adalah strategi diversifikasi cerdas di tengah ketidakpastian pasar global. Dengan Samsung kini menawarkan proses 2nm yang lebih stabil dan efisien, AMD memiliki ruang untuk menekan biaya, meningkatkan pasokan, dan mengurangi risiko geopolitik semua tanpa mengorbankan kualitas.
Bagi konsumen, dampaknya bisa berupa produk AMD yang lebih terjangkau, lebih hemat daya, atau lebih cepat hadir di pasaran. Bagi industri, ini adalah pengingat bahwa tidak ada raksasa yang abadi bahkan TSMC pun harus waspada.
Di era di mana chip adalah “minyak baru”, kemitraan antara AMD dan Samsung bisa menjadi titik balik dalam peta kekuatan teknologi global. Dan semuanya dimulai dari satu pertemuan yang mungkin akan mengubah cara chip dibuat selama dekade mendatang.










