Featured Post

Recommended

Flagship Baru Vivo S50 Meluncur Desember, Ini Bocoran Spesifikasi Lengkapnya

Menjelang peluncuran resminya pada Desember 2025, Vivo kembali mengguncang pasar smartphone dengan kebocoran menarik seputar Vivo S50 anggot...

Flagship Baru Vivo S50 Meluncur Desember, Ini Bocoran Spesifikasi Lengkapnya

Flagship Baru Vivo S50 Meluncur Desember, Ini Bocoran Spesifikasi Lengkapnya

Flagship Baru Vivo S50 Meluncur Desember, Ini Bocoran Spesifikasi Lengkapnya

Menjelang peluncuran resminya pada Desember 2025, Vivo kembali mengguncang pasar smartphone dengan kebocoran menarik seputar Vivo S50 anggota utama dari seri S50 yang akan meliputi juga S50 Pro Mini. Bukan hanya desainnya yang mencuri perhatian, tetapi juga konfirmasi performa tingkat atas: chipset Snapdragon 8s Gen 3, RAM 16GB, dan sistem kamera periskop canggih.


Informasi terbaru dari Geekbench dan teaser resmi Vivo kini mengungkap hampir seluruh wajah teknis dari perangkat ini. Yang paling mencolok? Desain modul kameranya yang sangat mirip iPhone, lengkap dengan triangular layout dalam camera island berbentuk persegi dengan sudut membulat. Apakah ini langkah Vivo untuk menarik penggemar iPhone? Atau sekadar tren desain global? Yang jelas, spesifikasinya benar-benar serius.


Artikel ini mengupas tuntas desain, performa, kamera, dan posisi Vivo S50 dalam persaingan flagship akhir 2025.


Desain Premium: Rangka Logam & Modul Kamera ala iPhone

Vivo tidak main-main soal estetika. Dari teaser resmi yang beredar, terungkap bahwa Vivo S50 akan menggunakan rangka berbahan logam aerospace-grade material yang biasanya ditemukan di ponsel premium seperti iPhone 15 Pro atau Samsung Galaxy S24.


Namun, sorotan utama justru pada modul kamera belakang. Desainnya menampilkan tiga sensor yang disusun dalam pola segitiga, tertanam dalam island persegi dengan sudut membulat. Tampilan ini sangat mirip dengan desain kamera iPhone 14/15, meski Vivo menekankan identitas visualnya sendiri melalui detail finishing dan proporsi.


Desain ini kemungkinan besar akan menjadi ciri khas seri S50, termasuk varian S50 Pro Mini yang kabarnya akan jadi salah satu ponsel pertama di dunia yang menggunakan Snapdragon 8 Gen 5 chipset penerus dari 8s Gen 3.


Performa Flagship Terkonfirmasi: Snapdragon 8s Gen 3 + 16GB RAM

Sebelumnya, belum jelas chipset apa yang akan digunakan Vivo S50. Namun, daftar Geekbench dengan nomor model V2582A akhirnya memberikan kepastian: perangkat ini ditenagai oleh Qualcomm Snapdragon 8s Gen 3, varian sedikit lebih efisien dari Snapdragon 8 Gen 3 yang tetap menawarkan performa kelas atas.


Spesifikasi kunci dari listing Geekbench:


  • Chipset: Snapdragon 8s Gen 3
  • RAM: 16GB LPDDR5x (sudah dikonfirmasi Vivo untuk seluruh seri S50)
  • Penyimpanan: UFS 4.1
  • Sistem Operasi: Android 16


Skor Geekbench:

  • Single-core: 2.044
  • Multi-core: 5.851


Angka ini menempatkan Vivo S50 di jajaran atas smartphone Android 2025, mampu menyaingi flagship dari Samsung, Xiaomi, dan OnePlus. Kombinasi LPDDR5x dan UFS 4.1 juga menjamin kecepatan baca/tulis data yang ekstrem ideal untuk gaming, multitasking, dan editing konten 4K.


Layar & Pengisian Daya: 1.5K OLED 120Hz + Fast Charging 90W

Meski belum dikonfirmasi resmi, berbagai laporan menunjukkan bahwa Vivo S50 akan mengusung layar OLED 6,59 inci dengan resolusi 1.5K (sekitar 2712 x 1220 piksel) dan refresh rate 120Hz. Kombinasi ini menawarkan:


  • Kecerahan tinggi untuk penggunaan outdoor
  • Warna akurat dan kontras sempurna berkat OLED
  • Animasi super halus berkat 120Hz


Sementara itu, sertifikasi 3C di Tiongkok telah mengungkap bahwa perangkat ini akan didukung oleh pengisi daya cepat 90W. Dengan baterai sekitar 5.000 mAh (perkiraan berdasarkan tren seri S), Vivo S50 kemungkinan besar bisa terisi penuh dalam kurang dari 30 menit.


Kamera Periskop 50MP: Vivo Kembali Tampil Agresif di Fotografi

Vivo selama ini dikenal sebagai pelopor dalam inovasi kamera smartphone. Untuk S50, rumor kuat menyebutkan penggunaan sensor Sony IMX882 modul 50 megapiksel dengan teknologi periskop yang memungkinkan zoom optik 3x atau 5x tanpa kehilangan detail.


Kombinasi ini akan membuat Vivo S50:


  • Unggul dalam fotografi jarak jauh (telephoto)
  • Mampu menghasilkan foto latar belakang blur natural (bokeh)
  • Kompetitif melawan kamera iPhone 16 Pro dan Galaxy S25


Meski konfigurasi lengkap sistem kameranya masih dirahasiakan, kemungkinan besar Vivo akan menambahkan sensor ultrawide dan depth sensor untuk melengkapi setup utamanya.


Vivo S50 vs S50 Pro Mini: Perbedaan yang Perlu Diketahui

Vivo akan merilis dua varian dalam seri ini:


Fitur
Vivo S50
Vivo S50 Pro Mini
Chipset
Snapdragon 8s Gen 3
Snapdragon 8 Gen 5
Ukuran
Sekitar 6,59 inci
Lebih kecil (“Mini”)
Target Pasar
Pengguna flagship mainstream
Penggemar performa ekstrem & ukuran ringkas


S50 Pro Mini diposisikan sebagai ponsel niche berperforma tinggi, sementara S50 menjadi pilihan utama bagi mayoritas konsumen yang menginginkan keseimbangan antara ukuran, harga, dan fitur.


Kapan Rilis & Harga yang Diperkirakan?

  • Peluncuran resmi: Desember 2025 (Tiongkok terlebih dahulu)


Harga perkiraan:

  • Versi 12/256GB: sekitar CNY 3.999 (~Rp8,5 juta)
  • Versi 16/512GB: sekitar CNY 4.499 (~Rp9,6 juta)


Versi global kemungkinan hadir pada Q1 2026, bersamaan dengan peluncuran di Eropa dan Asia Tenggara.


Kesimpulan: Flagship Kompetitif dengan Identitas Kuat

Vivo S50 bukan sekadar ponsel flagship ia adalah pernyataan desain dan teknologi. Dengan Snapdragon 8s Gen 3, RAM 16GB, desain premium, kamera periskop, dan pengisian 90W, perangkat ini siap bersaing ketat melawan para raksasa industri.


Yang menarik, Vivo tampaknya sengaja mengadopsi unsur desain iPhone bukan untuk menjiplak, tapi untuk menarik pasar global yang sudah akrab dengan estetika tersebut sambil tetap menawarkan fitur unik seperti kamera periskop dan fast charging super cepat yang tidak dimiliki Apple.


Jika Vivo mampu mempertahankan kualitas build dan pengalaman software yang mulus, S50 bisa menjadi salah satu smartphone terbaik di paruh pertama 2026.


Bagi Anda yang menunggu ponsel flagship dengan harga lebih masuk akal daripada iPhone 16 Pro Max atau Galaxy S25 Ultra Vivo S50 patut masuk daftar pertimbangan utama.

Jangan Salah Pilih! Ini Perbandingan Lengkap POCO F8 Ultra dan F8 Pro

Jangan Salah Pilih! Ini Perbandingan Lengkap POCO F8 Ultra dan F8 Pro

Jangan Salah Pilih! Ini Perbandingan Lengkap POCO F8 Ultra dan F8 Pro

POCO kembali mengguncang pasar smartphone global dengan peluncuran dua ponsel “flagship terjangkau” sekaligus: POCO F8 Pro dan POCO F8 Ultra. Keduanya merupakan versi global dari Redmi K90 dan Redmi K90 Pro Max, membawa spesifikasi kelas atas dengan harga yang jauh lebih masuk akal dibanding merek premium seperti Samsung atau Apple.


Namun, meski berasal dari keluarga yang sama, F8 Pro dan F8 Ultra menawarkan pengalaman pengguna yang sangat berbeda baik dari segi desain, performa, fitur multimedia, hingga harga. Jika Anda sedang mempertimbangkan salah satunya, pertanyaan utamanya bukan “mana yang lebih bagus?”, tapi “mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup Anda?”


Artikel ini memberikan analisis mendalam, berbasis fitur nyata, untuk membantu Anda memilih tanpa penyesalan.


Desain & Layar: Compact Elegan vs Layar Sinematik Raksasa

POCO F8 Pro: Ringkas, Nyaman, dan Fungsional

  • Layar: 6,59 inci OLED
  • Resolusi: 1,5K (2712 x 1220 piksel)
  • Refresh rate: 120Hz
  • Kecerahan puncak: 3.500 nits
  • Desain: Modul kamera besar dengan estetika mirip iPhone 17 Pro


F8 Pro dirancang untuk mereka yang mengutamakan kenyamanan genggam. Ukurannya pas di tangan, mudah dikantongi, dan tetap menawarkan kualitas visual premium berkat panel OLED 120Hz dan kecerahan tinggi ideal untuk penggunaan sehari-hari di dalam maupun luar ruangan.


POCO F8 Ultra: Layar Bioskop di Genggaman

  • Layar: 6,9 inci OLED (salah satu yang terbesar di kelasnya)
  • Resolusi: 1,5K
  • Refresh rate: 120Hz
  • Kecerahan: 1–3.500 nits (dengan modulasi dinamis)


Dengan layar hampir 7 inci, F8 Ultra adalah pilihan utama bagi penonton film, gamer mobile, dan konten kreator. Pengalaman menonton jadi lebih imersif, dan multitasking terasa lebih lega. Namun, ukurannya mungkin terlalu besar bagi pengguna dengan tangan kecil atau yang menghindari ponsel “phablet”.


Pilih F8 Pro jika Anda ingin ponsel yang mudah dikendalikan satu tangan.

Pilih F8 Ultra jika prioritas Anda adalah pengalaman visual maksimal.


Audio & Multimedia: Bose Tuning + Subwoofer Eksklusif

Kedua ponsel menawarkan sistem audio stereo yang disetel oleh Bose memberikan keseimbangan suara yang jernih dan dinamis. Namun, F8 Ultra melangkah lebih jauh.


Fitur Audio Eksklusif F8 Ultra:

  • Subwoofer belakang khusus (jarang ditemukan di smartphone)
  • Bass lebih dalam, suara lebih penuh saat menonton atau bermain game
  • Pengalaman sinematik yang mendekati headphone berkualitas tinggi


Jika Anda sering menonton Netflix, YouTube, atau bermain game seperti Genshin Impact tanpa earphone, F8 Ultra jelas unggul dalam aspek audio menawarkan dimensi suara yang hampir tak tertandingi di kelas harganya.


Kamera: Dari Kompeten hingga Profesional

POCO F8 Pro – Tiga Sensor, Fokus pada Fleksibilitas

  • Kamera utama: 50MP Light Fusion (1/1.55", OIS)
  • Telefoto: 50MP dengan 2,5x optical zoom
  • Ultra wide: 8MP
  • Kamera depan: 20MP


Setup ini sangat seimbang untuk penggunaan sehari-hari: foto jernih di siang hari, zoom cukup untuk potret wajah dari jarak menengah, dan ultra wide untuk lanskap. Kualitasnya solid, tapi tidak mengejutkan.


POCO F8 Ultra – Lompatan ke Level Profesional

  • Kamera utama: 50MP Light Fusion 950 (1/1.31", OIS) → sensor lebih besar = lebih banyak cahaya
  • Telefoto periskop: 50MP dengan 5x optical zoom → ideal untuk zoom jarak jauh tanpa kehilangan detail
  • Ultra wide: 50MP (bukan 8MP!) → kualitas lanskap jauh lebih tajam
  • Kamera depan: 32MP → selfie dan video call lebih detail


F8 Ultra bukan hanya “lebih baik” ia mendekati kualitas kamera flagship premium. Zoom 5x-nya memungkinkan Anda mengambil foto bulan, arsitektur dari kejauhan, atau potret wildlife tanpa mendekat. Sementara ultra wide 50MP-nya menghasilkan foto grup atau pemandangan dengan resolusi cetak layak.


F8 Pro: Cukup untuk media sosial dan dokumentasi harian.

F8 Ultra: Layak untuk konten kreator, fotografer amatir, atau siapa pun yang serius tentang fotografi ponsel.


Baterai & Pengisian Daya: Keduanya Kuat, Tapi Ultra Lebih Lengkap


Fitur
POCO F8 Pro
POCO F8 Ultra
Kapasitas baterai
6.210 mAh
6.500 mAh
Pengisian kabel
100W
100W
Pengisian nirkabel
❌ Tidak ada
50W wireless charging


Kedua ponsel menawarkan daya tahan baterai 1,5–2 hari untuk penggunaan normal. Pengisian 100W mengisi penuh dalam sekitar 30 menit.


Namun, F8 Ultra menambahkan pengisian nirkabel 50W fitur langka di kelas harga ini. Ini memberikan kenyamanan ekstra: cukup letakkan di wireless charger, tanpa repot colok-kabel. Ideal untuk meja kerja, mobil, atau kamar tidur.


Performa: Snapdragon 8 Elite vs 8 Elite Gen 5

  • POCO F8 Pro: Qualcomm Snapdragon 8 Elite
  • POCO F8 Ultra: Qualcomm Snapdragon 8 Elite Gen 5 (generasi terbaru)


Perbedaan mungkin terdengar kecil, tapi Gen 5 menawarkan:


  • CPU 15–20% lebih cepat
  • GPU lebih efisien untuk gaming berat
  • Dukungan AI lebih canggih (untuk kamera, asisten, dan multitasking)
  • Lebih tahan panas saat beban tinggi


Untuk penggunaan ringan (media sosial, WhatsApp, YouTube), keduanya terasa sama cepat. Tapi jika Anda gamer, editor video mobile, atau multitasker berat, F8 Ultra memberikan margin performa yang lebih besar dan umur pakai lebih panjang.


Harga & Nilai: Rp2 Juta Lebih Mahal, Tapi Apakah Sebanding?

  • POCO F8 Pro: Harga dasar (misal: Rp6.499.000)
  • POCO F8 Ultra: Sekitar Rp7.999.000 (atau $150 lebih mahal)


Kapan Memilih F8 Pro?

  • Anda suka ponsel ringkas
  • Budget terbatas
  • Tidak butuh zoom tinggi atau pengisian nirkabel
  • Kebutuhan multimedia standar


Kapan Memilih F8 Ultra?

  • Anda menonton/video call sering
  • Suka fotografi & konten kreatif
  • Ingin pengalaman flagship penuh
  • Tidak masalah dengan ukuran besar & harga lebih tinggi


Kesimpulan: Bukan Soal Lebih Baik, Tapi Lebih Tepat

POCO F8 Pro adalah flagship seimbang cukup kuat, cukup bagus, dan cukup nyaman untuk hampir semua orang. Ia adalah pilihan cerdas bagi yang ingin performa tinggi tanpa kompromi besar pada portabilitas.


POCO F8 Ultra, di sisi lain, adalah flagship tanpa kompromi. Ia menghadirkan pengalaman multimedia, fotografi, dan kenyamanan premium yang biasanya hanya ditemukan di ponsel seharga Rp12 juta ke atas tetapi dikemas dalam harga yang masih masuk akal.


Jadi, tanyakan pada diri sendiri:


“Apakah saya butuh ponsel yang cukup bagus… atau yang benar-benar luar biasa?”


Jawaban Anda akan menentukan pilihan antara F8 Pro dan F8 Ultra.

iPad mini 8 Akhirnya Pakai OLED, Tapi Ada Satu Hal yang Bikin Penggemar Kecewa!

iPad mini 8 Akhirnya Pakai OLED, Tapi Ada Satu Hal yang Bikin Penggemar Kecewa!

iPad mini 8 Akhirnya Pakai OLED, Tapi Ada Satu Hal yang Bikin Penggemar Kecewa!

Setelah bertahun-tahun ditunggu, iPad mini akhirnya akan mendapatkan lompatan visual terbesarnya sejak kelahiran. Menurut bocoran terbaru dari sumber tepercaya seperti Instant Digital (via Weibo) dan yeux1122 (via Naver), Apple berencana meluncurkan iPad mini 8 pada paruh kedua 2026 dengan layar OLED pertama dalam sejarah seri mini sekaligus mengakhiri ketergantungan pada teknologi LCD yang sudah ketinggalan zaman.


Namun, di balik kabar gembira ini, muncul kekecewaan yang sangat familiar: iPad mini 8 diprediksi tetap menggunakan refresh rate 60Hz, meskipun kini beralih ke panel OLED canggih. Artinya, pengalaman pengguna terutama saat menggulir laman atau menggunakan Apple Pencil tidak akan berubah signifikan dibanding generasi sebelumnya.


Artikel ini mengupas tuntas apa yang baru, apa yang tetap sama, dan mengapa keputusan Apple ini memicu perdebatan di kalangan penggemar tablet kompak.


Lompatan Visual: iPad mini 8 Akhirnya Dapatkan Layar OLED

Salah satu keluhan paling konsisten dari pengguna iPad mini selama bertahun-tahun adalah kualitas layarnya yang tertinggal dibanding iPad Pro dan bahkan iPad Air. Kini, Apple tampaknya siap mengakhiri era itu.


Menurut laporan terbaru, iPad mini 8 akan:


  • Mengganti LCD dengan panel LTPS OLED
  • Memperbesar ukuran layar dari 8,3 inci menjadi 8,5 inci
  • Menawarkan kontras tak terbatas, hitam sejati, dan efisiensi daya lebih baik


Teknologi LTPS (Low-Temperature Poly-Silicon) OLED dipilih karena kemampuannya menggabungkan kecepatan respons tinggi dengan konsumsi daya rendah ideal untuk perangkat kecil seperti iPad mini.


Jika bocoran ini akurat, iPad mini 8 berpotensi menjadi tablet kompak OLED pertama dari Apple, bahkan mendahului iPad Air yang sempat dikabarkan akan mendapat upgrade serupa namun kini tampaknya ditunda.


Spesifikasi Gahar: Chip A19 Pro, Performa Kelas Flagship

Apple tidak hanya meningkatkan layar tapi juga menyematkan performa kelas atas ke tubuh mungil iPad mini 8.


Bocoran mengindikasikan bahwa perangkat ini akan ditenagai oleh chip A19 Pro, chipset yang sama dengan yang digunakan di iPhone 17 Pro. Ini berarti:


  • Performa CPU dan GPU jauh melampaui kebutuhan aplikasi sehari-hari
  • Dukungan penuh untuk aplikasi kreatif berat seperti Procreate, LumaFusion, dan Affinity Designer
  • Masa pakai perangkat yang lebih panjang berkat arsitektur chip terbaru


Dengan kombinasi OLED dan A19 Pro, iPad mini 8 akan menjadi tablet kecil paling kuat di pasaran secara spesifikasi, setidaknya.


Masalah Lama yang Tak Kunjung Hilang: Refresh Rate 60Hz

Namun, di tengah kemajuan besar ini, ada satu kompromi lama yang tetap dipertahankan: refresh rate 60Hz.


Meski beralih ke OLED teknologi yang secara alami mendukung high refresh rate Apple tidak berencana menambahkan ProMotion (120Hz) ke iPad mini 8. Akibatnya:


  • Animasi sistem tetap terasa "biasa", tidak semulus di iPad Pro
  • Input Apple Pencil tidak mendapat manfaat dari latensi ultra-rendah yang dimungkinkan oleh refresh rate tinggi
  • Pengalaman multitasking dan scrolling tidak terasa lebih modern


Bagi banyak pengguna, ini adalah pengkhianatan terhadap potensi penuh OLED. ProMotion bukan sekadar fitur mewah ia adalah bagian integral dari pengalaman iPad modern, terutama bagi seniman, desainer, dan profesional kreatif.


Pertanyaan Tak Terjawab: Orientasi Layar dan Posisi Kamera

Ada satu detail teknis lain yang masih belum diputuskan Apple: orientasi panel OLED.


Sumber menyebut Apple masih ragu apakah panel akan diproduksi terutama untuk mode portrait (tegak) atau landscape (mendatar). Keputusan ini penting karena:


  • Akan menentukan posisi kamera depan (apakah di sisi pendek atau panjang)
  • Mempengaruhi pengalaman pengguna saat video call, membaca, atau gaming


iPad mini selama ini dikenal karena fleksibilitas orientasinya, berkat ukuran yang pas di tangan. Namun, dengan OLED yang lebih mahal untuk diproduksi, Apple mungkin ingin mengoptimalkan biaya yang bisa berarti kompromi pada desain.


Mengapa Apple Tetap Pertahankan 60Hz? Teori di Balik Keputusan Ini

Ada beberapa alasan logis mengapa Apple enggan membawa ProMotion ke iPad mini:


  • Kontrol biaya: OLED + ProMotion = biaya produksi jauh lebih tinggi
  • Daya tahan baterai: Refresh rate tinggi menguras baterai tantangan besar di perangkat sekecil ini
  • Segmentasi produk: Apple mungkin ingin menjaga iPad Pro sebagai satu-satunya tablet dengan pengalaman premium penuh


Namun, kritikus berargumen bahwa pengguna iPad mini adalah yang paling membutuhkan ProMotion karena mereka sering menggunakan Apple Pencil untuk menggambar atau mencatat di ruang terbatas, di mana latensi rendah sangat krusial.


Dilema Penggemar Setia: Haruskah Menunggu?

iPad mini memiliki basis penggemar yang sangat loyal mereka yang rela mengorbankan layar besar demi portabilitas ekstrem. Banyak dari mereka telah menunggu selama bertahun-tahun agar Apple "melengkapi" pengalaman mini dengan fitur-fitur modern.


Kini, dengan OLED akhirnya datang, harapan itu hampir terwujud tapi 60Hz tetap menjadi ganjalan. Bagi sebagian orang, ini cukup untuk beralih ke iPad Air atau bahkan menunggu generasi berikutnya.


Namun, bagi pengguna kasual mahasiswa, pembaca buku digital, penonton konten OLED dan A19 Pro mungkin sudah lebih dari cukup.


Kesimpulan: Kemajuan Besar, Tapi Bukan Revolusi

iPad mini 8 tampaknya akan menjadi upgrade paling signifikan dalam sejarah seri ini, membawa teknologi display dan performa ke level baru. Namun, dengan tetap mempertahankan refresh rate 60Hz, Apple menunjukkan bahwa prioritas utamanya tetap pada biaya, baterai, dan diferensiasi produk bukan pengalaman pengguna maksimal.


Bagi penggemar setia, ini mungkin terasa seperti langkah maju dua, mundur satu. Tapi bagi pasar luas, iPad mini 8 tetap akan menjadi tablet kompak terbaik di 2026 hanya saja, bukan yang paling sempurna.


Dan mungkin, seperti biasa, Apple akan menyimpan ProMotion untuk iPad mini Pro... jika perangkat itu pernah ada.

Xiaomi Rilis Charger 67W GaN 3 Port + Kabel USB-C, Cuma Rp260 Ribu!

Xiaomi Rilis Charger 67W GaN 3 Port + Kabel USB-C, Cuma Rp260 Ribu!

Xiaomi Rilis Charger 67W GaN 3 Port + Kabel USB-C, Cuma Rp260 Ribu!

Xiaomi kembali memperluas ekosistem aksesori pintarnya dengan meluncurkan charger 67W berbasis gallium nitride (GaN) generasi ketiga yang dilengkapi tiga port (2x USB-C + 1x USB-A) dan kabel USB-C to USB-C 1,5 meter semua dalam satu paket yang dijual hanya 129 yuan (sekitar Rp260.000) di pasar Tiongkok.


Produk ini bukan sekadar charger biasa. Dengan teknologi GaN terbaru, desain portabel, dan sistem distribusi daya cerdas, Xiaomi 67W GaN Charger dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna modern yang kerap membawa lebih dari satu perangkat: ponsel, laptop, tablet, hingga earbud.


Artikel ini mengupas spesifikasi teknis, keunggulan praktis, kompatibilitas luas, serta fitur keamanan canggih yang membuat charger ini layak jadi andalan harian apalagi dengan harga yang sangat terjangkau.


Teknologi GaN Generasi Ketiga: Lebih Kecil, Lebih Dingin, Lebih Efisien

Gallium Nitride (GaN) telah lama dikenal sebagai bahan semikonduktor yang lebih efisien daripada silikon tradisional. Pada charger ini, Xiaomi menggunakan GaN generasi ketiga, yang memberikan tiga keuntungan utama:


  • Ukuran lebih ringkas – meski berkekuatan 67W, bodinya jauh lebih kecil daripada charger silikon konvensional.
  • Manajemen panas superior – suhu operasional 11% lebih rendah dibanding standar keamanan Tiongkok.
  • Stabilitas jangka panjang – komponen GaN lebih tahan terhadap degradasi, sehingga performa tetap konsisten selama bertahun-tahun.


Hasilnya? Charger yang ringan, tidak mudah panas, dan aman digunakan sepanjang hari bahkan saat mengisi daya laptop sekaligus ponsel.


Tiga Port Cerdas dengan Distribusi Daya Adaptif

Salah satu fitur paling praktis dari charger ini adalah kemampuannya menyesuaikan output daya secara otomatis berdasarkan perangkat yang terhubung.


Konfigurasi Port:

  • USB-C 1: hingga 67W
  • USB-C 2: hingga 67W
  • USB-A: hingga 22.5W


Namun, karena total daya maksimal terbatas pada 67W, charger ini menggunakan sistem distribusi daya adaptif:


  • Satu perangkat: hingga 67W (ideal untuk laptop atau HP flagship)
  • Dua perangkat: 45W + 22.5W
  • Tiga perangkat: 45W + 12W + 10W


Yang menarik, charger otomatis memprioritaskan perangkat berdaya tinggi, seperti laptop. Jika Anda menghubungkan Xiaomi Book Pro dan ponsel sekaligus, laptop akan mendapat daya penuh 45–67W, sementara ponsel tetap terisi dengan kecepatan memadai.


Kompatibilitas Luas: Dari Xiaomi hingga MacBook

Meski diproduksi oleh Xiaomi, charger ini tidak eksklusif untuk produk Xiaomi. Ia mendukung berbagai protokol pengisian daya global:


  • USB Power Delivery (PD) 3.0
  • Programmable Power Supply (PPS)
  • Qualcomm Quick Charge 2.0/3.0
  • Proprietary Fast Charging Xiaomi (termasuk Turbo Charge)
  • Contoh Performa Pengisian:
  • Xiaomi 13: 100% dalam 38 menit
  • iPhone 14 Pro Max: 55% dalam 30 menit
  • MacBook Air / Pro (M1–M4): pengisian stabil hingga 65W
  • Xiaomi Book Pro 16 (2022+): 65W fast charging


Artinya, charger ini cocok untuk pengguna multi-ekosistem baik penggemar Apple, pengguna Windows, maupun pengguna Android dari berbagai merek.


Dilengkapi Kabel USB-C Premium & Desain Travel-Friendly

Setiap pembelian sudah termasuk kabel USB-C to USB-C sepanjang 1,5 meter dengan rating 6A, memastikan transfer daya maksimal tanpa bottleneck. Kabel ini kompatibel dengan semua perangkat yang mendukung pengisian cepat USB-C, termasuk HP flagship, tablet, dan laptop tipis.


Untuk mobilitas, Xiaomi menyematkan steker lipat 90 derajat, sehingga mudah dimasukkan ke dalam tas atau saku tanpa menonjol. Desain ini sangat populer di kalangan traveler dan pekerja remote.


Keamanan Tingkat Tinggi: 5 Lapis Perlindungan + Sertifikasi 3C

Kecepatan tinggi harus diimbangi dengan keamanan ekstra. Xiaomi melengkapi charger ini dengan lima lapis perlindungan aktif:


  • Overvoltage protection – mencegah tegangan berlebih
  • Overcurrent protection – batasi arus saat terjadi lonjakan
  • Overheating protection – matikan otomatis jika suhu kritis
  • Short circuit protection – deteksi dan hentikan arus saat korsleting
  • Electrostatic discharge (ESD) protection – lindungi dari lonjakan statis


Seluruh unit juga telah lulus sertifikasi 3C Tiongkok standar wajib untuk keamanan dan kualitas perangkat elektronik di pasar domestik.


Selain itu, casing luar menggunakan material tahan api grade V0, yang mampu memadamkan nyala api dalam hitungan detik jika terjadi kegagalan internal.


Ekosistem Xiaomi Meluas: Dari Charger hingga Humidifier Mobil

Peluncuran charger ini sejalan dengan strategi Xiaomi memperluas ekosistem “Smart Life”-nya. Selain aksesori digital, perusahaan juga baru-baru ini memperkenalkan:


  • Pemanas air gas pintar yang mencegah pancuran air dingin mendadak
  • Humidifier mobil pintar berbasis HyperOS, kompatibel dengan Xiaomi SU7 dan YU7


Ini menunjukkan bahwa Xiaomi tidak hanya fokus pada ponsel, tapi membangun gaya hidup terhubung dari rumah, kantor, hingga mobil.


Harga dan Ketersediaan

  • Harga: 129 yuan (~Rp260.000)
  • Isi paket: Charger 67W GaN + kabel USB-C 1,5m (6A)
  • Tersedia di: Platform Tiongkok seperti JD.com dan Mi Store
  • Versi global: Belum diumumkan, tetapi kemungkinan besar akan hadir di pasar Asia Tenggara dan Eropa dalam beberapa bulan ke depan


Dengan harga di bawah Rp300 ribu, Xiaomi 67W GaN Charger menawarkan nilai luar biasa dibanding kompetitor seperti Anker, Baseus, atau UGREEN yang biasanya dijual 2–3 kali lipat lebih mahal untuk spesifikasi serupa.


Kesimpulan: Charger Multiport Terbaik di Kelasnya?

Xiaomi 67W GaN Charger adalah contoh sempurna bagaimana inovasi teknologi bisa dihadirkan dengan harga terjangkau. Ia menggabungkan:


  • Teknologi GaN terbaru
  • Tiga port dengan distribusi daya cerdas
  • Kompatibilitas universal
  • Keamanan menyeluruh
  • Desain portabel
  • Bonus kabel premium


Bagi siapa pun yang sering bepergian, bekerja dari rumah, atau sekadar ingin mengurangi jumlah charger di meja produk ini adalah solusi ideal.


Dan dengan harga hanya Rp260 ribuan, Xiaomi sekali lagi membuktikan bahwa teknologi premium tidak harus mahal.

Isi Daya Laptop & HP Sekaligus! Ini Charger 100W Terbaru dari Huawei

Isi Daya Laptop & HP Sekaligus! Ini Charger 100W Terbaru dari Huawei

Isi Daya Laptop & HP Sekaligus! Ini Charger 100W Terbaru dari Huawei

Huawei kembali menggebrak pasar aksesori teknologi dengan peluncuran charger 100W all-in-one yang dirancang khusus untuk pengguna yang menuntut kecepatan, portabilitas, dan fleksibilitas. Dirilis di Tiongkok pada akhir Oktober 2025, perangkat ini bukan sekadar pengisi daya melainkan solusi pengisian cerdas yang menggabungkan inovasi desain, teknologi GaN (Gallium Nitride), dan kompatibilitas lintas merek dalam satu bungkus mungil.


Dibanderol 299 yuan (sekitar Rp600.000), charger ini hadir dengan fitur unik yang jarang ditemui di pasaran: “fusion port” satu lubang yang bisa menerima baik kabel USB Type-A maupun Type-C, tergantung pada konektor yang dimasukkan. Ditambah port Type-C tambahan di bawahnya, pengguna bisa mengisi daya dua perangkat sekaligus dengan konfigurasi A+C atau C+C.


Artikel ini mengupas tuntas desain inovatif, teknologi pendinginan, distribusi daya cerdas, kompatibilitas global, serta alasan mengapa charger ini layak jadi andalan utama Anda di rumah maupun saat bepergian.


Desain Cerdas: Satu Port, Dua Fungsi – Fusion Port Pertama di Dunia?

Fitur paling menonjol dari charger Huawei ini adalah fusion port di bagian atas. Alih-alih menyediakan dua port fisik terpisah, Huawei merancang satu soket hybrid yang secara mekanis dan elektronik dapat mengenali apakah yang dimasukkan adalah konektor Type-A atau Type-C, lalu menyesuaikan aliran daya dan protokol komunikasinya.


Ini bukan sekadar trik desain melainkan solusi brilian untuk mengurangi ukuran dan kompleksitas tanpa mengorbankan fungsionalitas. Hasilnya? Charger tetap ringkas, namun mampu melayani perangkat lama (yang masih pakai Type-A) dan perangkat modern (Type-C) dengan satu port fisik.


Di bawahnya, terdapat port USB Type-C standar, sehingga total kapasitas pengisian mencapai dua perangkat secara bersamaan. Kombinasi ini memungkinkan skenario seperti:


  • Laptop (C) + smartphone lama (A)
  • Dua smartphone modern (C+C)
  • Tablet (C) + earbud (A)


Distribusi Daya Cerdas: 100W Penuh untuk Satu Perangkat, Dinamis untuk Dua

Ketika hanya satu perangkat terhubung, charger ini mampu mengalirkan daya penuh 100W cukup untuk mengisi Huawei Pura 70 Pro hingga 40% hanya dalam 10 menit.


Namun, kecerdasannya benar-benar terlihat saat dua perangkat dicolokkan. Sistem manajemen daya internal secara otomatis mendeteksi jenis dan kebutuhan perangkat, lalu membagi output dalam rasio berikut:


  • 88W + 18W (misal: laptop + earbud)
  • 66W + 40W (smartphone flagship + tablet)
  • 40W + 66W (tablet + smartphone)
  • 18W + 88W (smartwatch + laptop ringan)


Pembagian ini tidak statis ia beradaptasi secara real-time berdasarkan status baterai, suhu, dan protokol pengisian yang didukung perangkat.


Kompatibilitas Universal: Bukan Hanya untuk Huawei

Meski mengusung teknologi Huawei SuperCharge, charger ini dirancang untuk ekosistem perangkat global. Ia mendukung berbagai standar pengisian internasional, termasuk:


  • USB Power Delivery (PD) – untuk Apple, Google, dan laptop
  • PPS (Programmable Power Supply) – untuk Samsung Galaxy
  • Qualcomm Quick Charge – untuk perangkat Snapdragon
  • UFCS (Universal Fast Charging Specification) – standar Tiongkok yang kini diadopsi luas


Artinya, charger ini bisa digunakan untuk:


  • iPhone 15/16 series
  • Samsung Galaxy S25/Note series
  • Xiaomi, Oppo, Vivo
  • MacBook Air, iPad, Surface Go
  • Earbud, smartwatch, power bank, hingga konsol Nintendo Switch


Huawei secara eksplisit menyebutnya sebagai “universal travel charger” dan klaim itu terbukti valid.


Teknologi Pendinginan & Portabilitas: GaN + Grafit + Plug Lipat

Untuk menangani panas dari output 100W dalam bodi kecil, Huawei mengintegrasikan dua teknologi pendinginan:


  • Chipset berbasis Gallium Nitride (GaN) – lebih efisien, lebih dingin, dan lebih kecil dari silikon tradisional
  • Lapisan grafit berpendingin berlapis – menyerap dan mendispersikan panas secara merata


Hasilnya? Suhu tetap terkendali bahkan saat digunakan dalam durasi panjang.


Selain itu, steker colokan bisa dilipat fitur yang sangat dihargai oleh traveler. Saat dilipat, charger menjadi rata dan ringkas, mudah dimasukkan ke saku atau tas tanpa merusak kabel atau perangkat lain.


Kabel Braided Premium Termasuk dalam Paket

Huawei tidak tanggung-tanggung: charger ini dibundel dengan kabel USB-C sepanjang 1,8 meter yang mampu menangani arus hingga 7A lebih dari cukup untuk pengisian 100W.


Kabel ini menggunakan anyaman khusus yang diklaim 70% lebih lembut daripada kabel braided konvensional, sekaligus lebih tahan sobek dan puntiran. Desainnya ergonomis, tidak kaku, dan nyaman digulung cocok untuk penggunaan harian maupun perjalanan jauh.


Harga dan Ketersediaan Global

  • Harga: 299 yuan (~Rp600.000)
  • Ketersediaan: Saat ini hanya di Tiongkok melalui toko resmi Huawei dan platform seperti JD.com
  • Versi global: Belum diumumkan, tetapi kemungkinan besar akan hadir dalam 3–6 bulan dengan sertifikasi CE/FCC dan steker sesuai wilayah


Dengan harga di bawah Rp700 ribu, charger ini menawarkan nilai luar biasa dibanding kompetitor seperti Anker 737 (GaNPrime 120W) atau Baseus yang dibanderol 1,5–2 kali lipat lebih mahal.


Kesimpulan: Charger Portabel Paling Cerdas Tahun Ini?

Huawei berhasil menggabungkan inovasi desain, efisiensi termal, kompatibilitas luas, dan harga terjangkau dalam satu produk. Fusion port-nya adalah terobosan nyata yang bisa menginspirasi merek lain, sementara dukungan multi-protokol menjadikannya charger universal yang benar-benar universal.


Bagi digital nomad, traveler, pelajar, atau siapa pun yang membawa lebih dari satu perangkat, charger 100W Huawei ini bukan sekadar aksesori melainkan alat produktivitas yang wajib dimiliki.


Dan dengan harga promo yang sangat agresif, Huawei jelas ingin menantang dominasi merek Barat di pasar charger premium kali ini, dengan teknologi yang benar-benar orisinal.

Slide to Shoot! Kamera Saku NBD P100 Tiru Sony Lawas, Tapi Punya 4K & USB-C

Slide to Shoot! Kamera Saku NBD P100 Tiru Sony Lawas, Tapi Punya 4K & USB-C

Slide to Shoot! Kamera Saku NBD P100 Tiru Sony Lawas, Tapi Punya 4K & USB-C

Bagi generasi yang tumbuh di era 2000-an, suara “klik” saat lensa Sony Cyber-shot muncul dari balik penutup geser bukan sekadar mekanisme itu adalah undangan untuk menangkap momen. Sensasi taktis itu, rasa “hidup” dari perangkat kecil yang siap memotret dalam sekejap, kini nyaris punah di dunia yang didominasi ponsel layar datar tanpa jiwa.


Namun, harapan kembali muncul. Sebuah startup bernama NBD meluncurkan P100, kamera saku digital yang tak hanya meniru estetika klasik Sony Cyber-shot, tapi juga menghidupkan kembali ritual “slide-to-shoot” yang begitu ikonik kali ini dengan fitur modern seperti sensor 64MP, perekaman 4K, dan kemampuan jadi webcam.


Apakah NBD P100 sekadar jebakan nostalgia? Atau benar-benar solusi segar untuk pencinta fotografi sederhana di era digital? Mari kita kupas tuntas.


Desain yang Menghidupkan Kenangan: Slide-to-Shoot yang Tak Tergantikan

Yang pertama kali mencuri perhatian dari NBD P100 adalah mekanisme penutup depan yang meluncur ke bawah bukan tombol power, bukan layar yang menyala, tapi gerakan fisik penuh karakter yang langsung membangkitkan memori masa kecil.


Saat penutup terbuka, lensa terpapar, dan kamera langsung siap memotret. Ini bukan sekadar gaya desain ini melindungi lensa saat disimpan di saku, sekaligus menciptakan pengalaman pengguna yang tak bisa ditiru ponsel pintar. Tidak ada notifikasi, tidak ada aplikasi yang lambat hanya aksi langsung: geser, bidik, jepret.


Desainnya kompak (seukuran dompet kecil), ringan, dan hadir dalam warna-warna retro yang mengingatkan pada era keemasan kamera saku: hitam mengilap, perak metalik, dan biru tua klasik.


Spesifikasi Modern: 64MP, 4K Video, dan Aperture f/1.8 untuk Low-Light

Meski meminjam jiwa dari masa lalu, NBD P100 sama sekali tidak tertinggal zaman. Di balik bodinya yang kecil, tersimpan sensor digital beresolusi 64 megapiksel jauh melampaui kamera saku era 2000-an yang umumnya hanya 5–10MP.


Fitur utamanya meliputi:


  • Perekaman video 4K @30fps – cocok untuk konten kreator pemula
  • Lens fix dengan aperture f/1.8 – menangkap lebih banyak cahaya di malam hari dan menciptakan efek bokeh alami
  • Tanpa optical zoom – demi menjaga ukuran super-portabel, NBD mengandalkan zoom digital (dengan AI enhancement untuk mengurangi kehilangan detail)


Meski tak punya zoom optik seperti Sony DSC-HX99 lawas (yang punya 30x zoom!), keputusan ini masuk akal: fokus pada kualitas inti dan portabilitas ekstrem.


Fitur Kreatif & Fungsional untuk Pengguna Masa Kini

NBD memahami bahwa kamera saku modern harus lebih dari sekadar alat foto ia harus multifungsi.


18 Filter Bawaan untuk Ekspresi Instan

Dari gaya film analog hingga efek HDR dramatis, P100 hadir dengan 18 filter pra-instal yang bisa diaktifkan sebelum memotret tanpa perlu edit di ponsel. Cocok untuk yang ingin hasil instan ala Instagram tanpa repot pasca-produksi.


Mode Tematik: Olahraga, Potret, Malam Hari

Kamera ini juga menyediakan mode otomatis cerdas:


  • Sports Mode: kecepatan rana tinggi untuk tangkap aksi
  • Portrait Mode: deteksi wajah + bokeh simulasi
  • Night Mode: eksposur lama dengan noise reduction


Kamera Selfie & Layar Belakang

Di bagian depan, terdapat kamera selfie sekunder dan layar kecil di belakang untuk framing. Meski bukan layar sentuh besar, fungsionalitasnya cukup untuk memastikan komposisi gambar tepat termasuk untuk vlog sederhana.


Dari Pocket Camera Jadi Webcam Profesional

Salah satu fitur paling menarik: NBD P100 bisa berubah jadi webcam kualitas tinggi. Cukup sambungkan ke laptop via kabel USB-C (yang juga dipakai untuk charging), dan Anda langsung mendapatkan kualitas video jauh di atas kamera laptop biasa.


Ini menjadi nilai tambah besar bagi:


  • Remote worker yang bosan dengan kamera 720p laptop
  • Streamer pemula yang butuh tampilan lebih tajam
  • Pengajar daring yang ingin tampil profesional


Fitur ini menjawab tren pasca-pandemi: perangkat hybrid yang bisa berfungsi ganda antara hobi dan produktivitas.


Penyimpanan, Baterai, dan Ekosistem Pengguna

  • Penyimpanan: Menggunakan kartu microSD (hingga 1TB), jadi pengguna bebas menyimpan ribuan foto dan video
  • Charging: Port USB-C modern, kompatibel dengan power bank
  • Baterai: Kapasitas standar untuk kamera saku cukup untuk ~150–200 jepretan atau 45 menit rekaman 4K


Sayangnya, tidak disebutkan kapasitas baterai dalam mAh, tapi mengingat ukurannya, pengguna disarankan membawa power bank kecil untuk sesi pemotretan panjang.


Harga dan Ketersediaan: Hanya di Kickstarter untuk Sekarang

NBD P100 belum dijual bebas saat ini hanya tersedia melalui kampanye Kickstarter dengan penawaran early bird:


  • Harga awal: $90 (belum termasuk ongkos kirim & pajak)
  • Perkiraan pengiriman: Januari 2026
  • Risiko crowdfunding: Potensi keterlambatan atau perubahan spesifikasi tetap ada


Namun, dengan harga di bawah $100 untuk kamera 64MP + 4K + desain mekanis unik, nilai yang ditawarkan sangat menarik asalkan NBD bisa menepati janji pengiriman dan kualitas.


Nostalgia atau Inovasi? Mengapa P100 Layak Dipertimbangkan

Di tengah dominasi smartphone dan kamera mirrorless mahal, NBD P100 hadir sebagai jembatan emosional dan fungsional:


  • Ia mengembalikan kenikmatan fisik memotret yang hilang
  • Ia menawarkan kualitas gambar jauh di atas kamera ponsel entry-level
  • Ia memberi identitas visual unik di era perangkat yang semuanya terlihat sama


Tentu, P100 bukan untuk fotografer profesional. Tapi bagi:


  • Remaja yang ingin kamera pertama yang menyenangkan
  • Milenial yang rindu masa kecil
  • Konten kreator yang butuh alat sederhana tapi berkarakter
  • Atau siapa pun yang bosan dengan “flat slab” bernama smartphone

...maka P100 adalah jawaban puitis terhadap kejenuhan digital.


Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Mainan Nostalgia

NBD P100 mungkin tidak sempurna tanpa zoom optik, baterai terbatas, dan belum tersedia secara luas. Tapi ia berhasil melakukan sesuatu yang langka: menggabungkan jiwa masa lalu dengan kebutuhan masa kini.


Ia bukan sekadar kamera. Ia adalah pengingat bahwa teknologi terbaik tidak selalu yang paling canggih, tapi yang paling bermakna.


Dan ketika Anda menggeser penutup depannya, mendengar suara mekanis yang lembut, lalu melihat lensa muncul perlahan... mungkin, untuk sesaat, Anda kembali merasa seperti anak kecil yang pertama kali memegang kamera penuh rasa ingin tahu, dan siap menangkap dunia.

Baterai 8000mAh + Kamera 200MP! Honor 500 Series Bikin Geger Pasar HP

Baterai 8000mAh + Kamera 200MP! Honor 500 Series Bikin Geger Pasar HP

Baterai 8000mAh + Kamera 200MP! Honor 500 Series Bikin Geger Pasar HP

Honor kembali mengguncang pasar smartphone global dengan peluncuran Honor 500 dan Honor 500 Pro di Tiongkok pada akhir Oktober 2025. Dua ponsel ini bukan sekadar penerus melainkan pernyataan teknologi yang menantang definisi flagship modern: baterai raksasa, kamera ultra-resolusi, performa kelas atas, dan desain setipis 7,75 mm dalam satu perangkat.


Dibanderol mulai dari 2.699 yuan (sekitar Rp5,8 juta) hingga 4.799 yuan (sekitar Rp10,3 juta) untuk varian tertinggi, Honor 500 Series hadir sebagai penantang serius bagi Samsung Galaxy S25, iPhone 17, dan Xiaomi 15 Ultra dengan harga jauh lebih terjangkau.


Dalam artikel ini, kami mengupas tuntas fitur revolusioner, spesifikasi teknis, perbedaan antara versi reguler dan Pro, serta apakah Honor 500 Series layak jadi pilihan utama Anda di akhir 2025.


Desain Tipis dengan Baterai Raksasa: Rekayasa yang Nyaris Mustahil

Salah satu pencapaian paling mengesankan dari Honor 500 Series adalah menggabungkan baterai 8000mAh dalam bodi setipis 7,75 mm. Untuk konteks, kebanyakan smartphone dengan baterai 5000–6000mAh saja sudah mencapai ketebalan 8–9 mm.


Honor mencapai hal ini berkat:


  • Teknologi baterai silicon-carbon generasi terbaru
  • Desain PCB modular yang menghemat ruang
  • Rangka internal ultra-ringan berbahan magnesium alloy


Hasilnya? Ponsel yang nyaman digenggam, tidak berat di saku, namun mampu bertahan 2–3 hari penggunaan intensif bahkan untuk gaming, streaming 4K, atau multitasking berat.


Bezel-nya pun hanya 1,05 mm, yang menurut Honor adalah bezel paling tipis di dunia untuk smartphone flat AMOLED. Tampilan muka hampir seluruhnya layar, memberikan pengalaman visual imersif tanpa gangguan.


Layar 1.5K 120Hz dengan Kecerahan 6000 Nits: Terang Bahkan di Bawah Sinar Matahari

Kedua model menggunakan layar AMOLED datar 6,55 inci dengan resolusi 1.5K (2736 × 1264 piksel) dan kepadatan 460 PPI lebih tajam dari Full HD+ dan mendekati QHD.


Fitur unggulan layar:


  • Refresh rate 120Hz adaptif
  • 10-bit color depth (1,07 miliar warna)
  • Kecerahan puncak hingga 6000 nits dua kali lebih terang dari iPhone 16 Pro Max
  • Motion Blur Relief Display Gen 2: secara otomatis mengurangi motion blur saat Anda berada di mobil, kereta, atau pesawat

Teknologi terakhir ini sangat unik: sensor gerak mendeteksi perpindahan kendaraan, lalu sistem meningkatkan sample-and-hold untuk membuat teks dan objek tetap tajam meski layar bergetar.


Performa Flagship: Snapdragon 8s Gen 4 vs Snapdragon 8 Elite

Honor membedakan performa antara dua model:


Model
Chipset
Proses Fabrikasi
Performa Gaming
Honor 500
Snapdragon 8s Gen 4
4nm
120fps stabil di MOBA
Honor 500 Pro
Snapdragon 8 Elite
3nm
120fps + efisiensi daya 20% lebih baik


Keduanya menggunakan Honor Phantom Engine, teknologi optimisasi game eksklusif yang menjamin:


  • Frame rate stabil 120fps
  • 1% low FPS mencapai 118,4fps
  • Jitter rate 0,00% (tidak ada stuttering)


Dengan Android 16 dan MagicOS 10.0, sistem operasinya juga dioptimalkan untuk:


  • Transfer file ke iPhone via Tap-to-Transfer (10 Live Photos dalam 1 detik!)
  • Integrasi multi-perangkat (laptop, tablet, earphone)
  • Privasi berlapis dengan enkripsi end-to-end
  • Kamera 200MP Terbaik di Kelasnya: Sensor 1/1.4-Inci yang Mengesankan


Honor 500 Series menempatkan fotografi sebagai prioritas utama, terutama lewat kamera utama 200MP dengan sensor 1/1.4 inci yang diklaim terbesar di segmen harganya.


Konfigurasi Kamera Belakang:

Kedua model:

  • 200MP wide (f/1.8, OIS)
  • 12MP ultra-wide (112° FOV, autofocus)


Hanya Honor 500 Pro:

  • 50MP telephoto 3x (f/2.0, OIS)   ideal untuk potret wajah dengan latar bokeh alami


Kamera Depan:

  • 50MP selfie (f/2.2) + kamera kedalaman 3D
  • Mendukung 4K video dan potret dengan efek kedalaman realistis
  • Tombol fisik kamera di sisi kanan   tekan sekali untuk langsung membuka kamera, bahkan saat layar mati


Sensor besar memungkinkan penangkapan cahaya 2,5x lebih banyak daripada sensor 1/1.56 inci (seperti di Galaxy S24). Hasilnya: foto malam hari lebih terang, detail lebih tajam, dan noise jauh berkurang.


Baterai 8000mAh & Pengisian Super Cepat: Akhir dari Kecemasan Baterai

Ini adalah baterai terbesar yang pernah ada di smartphone flagship modern. Honor mengklaim:


  • Penggunaan normal: 3 hari
  • Gaming berat: 8–10 jam
  • Streaming video: hingga 25 jam


Opsi Pengisian:

  • 80W wired fast charging (0–100% dalam ~35 menit)
  • 50W wireless charging (khusus Pro)
  • 27W reverse charging   bisa isi daya earphone, smartwatch, atau HP teman

Yang menakjubkan: meski baterainya besar, tidak ada pembengkakan atau panas berlebihan berkat sistem pendingin vapor chamber 3D dan manajemen termal AI.


Ketahanan Ekstrem: IP68, IP69, hingga IP69K!

Honor 500 Pro bahkan melampaui standar industri:


  • IP68: tahan debu & air hingga 1,5 meter selama 30 menit
  • IP69: tahan semprotan air bertekanan tinggi (biasa untuk kendaraan komersial)
  • IP69K: versi ekstrem IP69, tahan suhu air panas & tekanan ekstrem


Ini menjadikannya salah satu smartphone paling tangguh di dunia cocok untuk pekerja lapangan, petualang, atau siapa pun yang sering berada di lingkungan ekstrem.


Selain itu:


  • Honor 500 Pro: sensor sidik jari ultrasonik (akurat bahkan dalam kondisi basah)
  • Honor 500: sensor optik di layar


Harga dan Ketersediaan: Mulai dari Rp5,8 Juta

Honor 500:


  • 12+256 GB: ¥2.699 (~Rp5,8 juta)
  • 12+512 GB: ¥2.999 (~Rp6,5 juta)
  • 16+512 GB: ¥3.299 (~Rp7,1 juta)


Honor 500 Pro:


  • 12+256 GB: ¥3.599 (~Rp7,8 juta)
  • 12+512 GB: ¥3.899 (~Rp8,4 juta)
  • 16+512 GB: ¥4.199 (~Rp9 juta)
  • 16+1TB: ¥4.799 (~Rp10,3 juta)   varian penyimpanan tertinggi di kelasnya


Warna: Moonlight Silver, Ocean Blue, Starlight Pink, Obsidian Black

Mulai dijual: 27 November 2025 pukul 10.00 waktu Tiongkok

Ekspor global (termasuk Indonesia) diperkirakan menyusul pada Desember 2025 – Januari 2026.


Kesimpulan: Flagship yang Tak Berkompromi pada Harga

Honor 500 dan 500 Pro bukan sekadar smartphone mereka adalah bukti bahwa inovasi tidak harus mahal. Dengan kombinasi baterai 8000mAh, kamera 200MP, layar 6000 nits, dan performa Snapdragon 8 Elite, Honor berhasil menciptakan flagship yang benar-benar lengkap.


Jika Anda mencari:


  • Ponsel tahan lama per charge
  • Performa gaming tanpa lag
  • Kamera profesional untuk konten kreator
  • Ketahanan ekstrem untuk petualangan


Maka Honor 500 Series layak jadi pertimbangan utama apalagi dengan harga yang jauh di bawah kompetitor setara.


Di tengah persaingan ketat pasar smartphone global, Honor tidak hanya ikut bermain ia menetapkan ulang standar.

Baru dari Honor: Earbuds S dengan ANC 49dB, Harga Cuma Rp650 Ribu—Cek Fiturnya!

Baru dari Honor: Earbuds S dengan ANC 49dB, Harga Cuma Rp650 Ribu—Cek Fiturnya!

Baru dari Honor: Earbuds S dengan ANC 49dB, Harga Cuma Rp650 Ribu—Cek Fiturnya!

Honor memperluas jajaran audio wearables-nya dengan meluncurkan Honor Earbuds S dalam acara perilisan seri Honor 500. Dirancang untuk pengguna harian yang menginginkan kualitas suara premium tanpa kompromi pada kenyamanan dan daya tahan, earbuds ini hadir dengan fitur-fitur canggih yang biasanya ditemukan pada perangkat kelas atas namun dibanderol dengan harga sangat terjangkau.


Dibuka pre-order di Tiongkok pada 27 November 2025 pukul 10:00 pagi, Honor Earbuds S dijual seharga 299 yuan (sekitar Rp650.000) dan tersedia dalam tiga pilihan warna segar: biru, pink, dan putih. Dengan kombinasi Active Noise Cancellation (ANC) hingga 49dB, baterai total 42,5 jam, serta dukungan audio spasial, earbuds ini langsung menjadi pesaing serius di segmen mid-range.


Artikel ini mengupas tuntas spesifikasi teknis, teknologi audio, fitur kenyamanan, ekosistem Honor, serta nilai yang ditawarkan oleh Honor Earbuds S bagi konsumen modern.


Active Noise Cancellation (ANC) 49dB: Terdalam di Kelas Mid-Range

Salah satu sorotan utama Honor Earbuds S adalah kemampuan Active Noise Cancellation hybrid yang mampu meredam kebisingan hingga kedalaman 49dB angka yang sangat impresif untuk earbuds di bawah Rp1 juta.


Sistem ANC hybrid ini menggabungkan mikrofon feedforward dan feedback untuk mendeteksi dan menetralkan suara gangguan dari luar maupun dalam telinga. Honor menekankan bahwa performa ANC dapat bervariasi tergantung pada:


  • Bentuk saluran telinga pengguna
  • Jenis dan kecocokan ear tip
  • Cara pengguna memasang earbuds


Selain itu, earbuds ini juga dilengkapi AI dual-mic noise reduction untuk panggilan suara. Teknologi ini secara cerdas memisahkan suara pengguna dari latar belakang bising seperti suara kendaraan, angin, atau keramaian kafe sehingga lawan bicara mendengar suara yang jernih dan natural.


Kualitas Audio Premium: Driver 12,4mm & Algoritma Bass Khusus

Honor Earbuds S menggunakan driver dinamis berdiameter 12,4mm, salah satu yang terbesar di kelasnya. Ukuran ini memungkinkan respons bass yang lebih dalam dan presisi, tanpa mengorbankan kejernihan midrange dan treble.


Untuk meningkatkan pengalaman mendengarkan, Honor mengembangkan algoritma bass khusus yang:


  • Memperkuat frekuensi rendah secara alami
  • Mencegah distorsi saat volume tinggi
  • Menjaga keseimbangan harmonis antar frekuensi


Hasilnya adalah suara yang kaya, imersif, dan seimbang cocok untuk berbagai genre musik, dari EDM hingga jazz.


Audio Spasial dengan Preset Cerdas untuk Musik, Film, dan Game

Tak lengkap rasanya jika earbuds modern tidak mendukung spatial audio. Honor Earbuds S hadir dengan fitur ini, lengkap dengan tiga preset mode:


  • Music Mode: optimasi stereo untuk detail instrumen
  • Movie Mode: peningkatan dialog dan efek surround
  • Game Mode: latensi ultra-rendah untuk sinkronisasi suara-aksi


Fitur ini menciptakan ilusi suara tiga dimensi, seolah-olah pengguna berada di tengah konser atau bioskop meski hanya menggunakan earbuds kecil.


Baterai Super Tahan Lama: 9,5 Jam Sekali Cas, Total 42,5 Jam

Daya tahan baterai menjadi salah satu keunggulan utama Honor Earbuds S:


  • 9,5 jam pemutaran dengan ANC mati
  • Total 42,5 jam dengan charging case
  • Fast charging: 10 menit cas = 3 jam pemutaran


Bagi pengguna yang bepergian, bekerja remote, atau sering olahraga, angka ini berarti earbuds bisa bertahan lebih dari 4 hari penggunaan normal tanpa perlu mengisi ulang case.


Desain Ergonomis & Tahan Air IP54

Setiap earbud hanya memiliki berat 5,3 gram, dengan bentuk melengkung yang mengikuti anatomi telinga. Desain ini memastikan kenyamanan selama pemakaian berjam-jam, bahkan saat tidur siang atau jogging.


Dilengkapi sertifikasi IP54, Honor Earbuds S tahan terhadap:


  • Debu ringan
  • Percikan air
  • Keringat saat olahraga


Pengguna bisa memakainya tanpa khawatir saat hujan ringan, latihan gym, atau aktivitas luar ruangan.


Integrasi Ekosistem Honor: Pairing Instan & Multi-Device

Honor Earbuds S dirancang untuk berpadu mulus dengan ekosistem Honor:


Instant Pairing dengan Animasi Pop-Up

Saat case dibuka di dekat smartphone Honor kompatibel, muncul animasi pop-up yang menunjukkan:


  • Status koneksi
  • Persentase baterai earbuds dan case
  • Cloud Sync untuk Peralihan Perangkat


Informasi pairing disimpan di cloud, sehingga saat pengguna beralih ke ponsel Honor baru, tidak perlu pairing ulang cukup login ke akun yang sama.


Find My Earbuds

Melalui aplikasi Honor AI Space, pengguna bisa membunyikan earbuds yang tertinggal sangat berguna jika lupa di kafe atau kantor.


Multi-Device Coordination

Earbuds S mendukung perpindahan otomatis antar perangkat Honor, misalnya dari laptop ke ponsel saat ada panggilan masuk tanpa putus atau delay.


Kontrol Sentuh Intuitif

Panel sentuh pada setiap earbud mendukung berbagai perintah:


  • Ketuk 2x: putar/jeda atau terima panggilan
  • Tekan lama: aktifkan/deaktifkan ANC atau transparansi
  • Geser (jika didukung): atur volume


Antarmuka ini intuitif dan minim kesalahan tanpa perlu meraih ponsel.


Harga dan Ketersediaan

  • Harga: 299 yuan (±Rp650.000)
  • Tanggal rilis: 27 November 2025, pukul 10:00 AM waktu Tiongkok
  • Platform: Resmi dijual di toko online dan offline Honor di Tiongkok
  • Ekspor global: Belum diumumkan, tetapi kemungkinan besar menyusul awal 2026


Dengan harga di bawah Rp700 ribu, Honor Earbuds S menawarkan fitur yang biasanya hanya ada di earbuds premium menjadikannya salah satu pilihan terbaik di kelas harga menengah.


Kesimpulan: Performa Premium, Harga Terjangkau

Honor Earbuds S bukan sekadar earbuds harian ia adalah perangkat audio cerdas yang menggabungkan ANC kuat, baterai tahan lama, kualitas suara imersif, dan integrasi ekosistem dalam desain ringkas dan stylish.


Bagi pengguna Honor, ini adalah pelengkap sempurna untuk smartphone seri 500. Namun, bahkan pengguna non-Honor pun bisa menikmati fitur utamanya berkat kompatibilitas Bluetooth universal.


Di tengah pasar yang dipenuhi earbuds dengan klaim berlebihan, Honor Earbuds S hadir dengan janji yang benar-benar bisa dipenuhi: suara bagus, nyaman dipakai, dan tahan seharian bahkan lebih.

Cuma Rp2,1 Juta, Jam Tangan Emas Casio Ini Bisa Jadi Statement Piece Anda

Cuma Rp2,1 Juta, Jam Tangan Emas Casio Ini Bisa Jadi Statement Piece Anda

Cuma Rp2,1 Juta, Jam Tangan Emas Casio Ini Bisa Jadi Statement Piece Anda

Casio kembali membawa sentuhan nostalgia ke pergelangan tangan dengan peluncuran MTP-B145GC-9AV, varian terbaru dari seri MTP-B145 yang kini hadir di pasar Amerika Serikat. Mengusung desain bergaya retro tahun 1980-an dengan finishing emas yang mencolok, jam tangan ini menggabungkan estetika klasik dengan keandalan teknologi modern semua dengan harga yang sangat terjangkau: hanya $140 (sekitar Rp2,1 juta).


Sebelumnya tersedia di sejumlah negara Eropa seperti Inggris dan Jerman, model ini kini resmi dijual melalui toko online resmi Casio AS, menjawab permintaan penggemar jam tangan analog yang menginginkan penampilan mewah tanpa kompromi pada fungsi dan daya tahan.


Artikel ini mengupas tuntas desain, spesifikasi teknis, kenyamanan pemakaian, serta posisi MTP-B145GC-9AV dalam koleksi Casio yang terus berkembang termasuk varian warna lain yang sudah lebih dulu populer.


Desain Retro 80-an dengan Sentuhan Emas yang Berani

Casio sengaja merancang MTP-B145GC-9AV sebagai penghormatan terhadap estetika jam tangan dekade 1980-an: bentuk kotak melengkung, dial minimalis, dan finishing metalik yang mencerminkan semangat era tersebut.


Yang membedakan varian ini dari saudaranya adalah lapisan emas ion pada seluruh casing dan tali stainless steel. Hasilnya? Tampilan yang berani, mewah, dan eye-catching, namun tetap elegan berkat desain yang tidak berlebihan.


Dial-nya menggunakan tata letak analog klasik dengan:


  • Tiga jarum (jam, menit, detik)
  • Jendela tanggal di posisi 3
  • Tidak ada indeks berlebihan atau ornamen dekoratif


Filosofi desainnya jelas: keterbacaan instan tanpa gangguan visual. Ini membuat jam tangan ini cocok untuk berbagai kesempatan dari kantor hingga kencan santai.


Spesifikasi Teknis: Ringkas, Ringan, dan Andal

Meski tampilannya mencolok, Casio tetap mempertahankan prinsip fungsionalitas tinggi yang menjadi ciri khas merek Jepang ini.


Dimensi & Kenyamanan:

  • Ukuran casing: 40 mm x 35 mm
  • Ketebalan: hanya 7,4 mm   sangat ramping
  • Berat: 82 gram   ringan untuk stainless steel
  • Tali: stainless steel dengan klasp tiga lipat satu sentuhan (one-touch three-fold clasp)
  • Ukuran pergelangan: kompatibel dengan lingkar tangan 150–205 mm


Desainnya yang tipis dan ringan menjadikannya nyaman dipakai seharian, bahkan saat tidur atau berolahraga ringan.


Performa & Daya Tahan:

  • Mesin: quartz (akurasi ±20 detik per bulan)
  • Baterai: SR621SW (tahan hingga 3 tahun)
  • Kaca: mineral glass   tahan gores harian
  • Ketahanan air: 50 meter (tahan cipratan, hujan, atau cuci tangan   tidak untuk berenang atau menyelam)


Spesifikasi ini menjadikan MTP-B145GC-9AV andal untuk penggunaan sehari-hari, tanpa perlu sering diservis atau diganti baterai.


Bukan Sekadar Emas: Ini Varian Lain dari Seri MTP-B145

MTP-B145GC-9AV hanyalah salah satu wajah dari keluarga MTP-B145 yang lebih luas. Casio sebelumnya telah merilis beberapa varian warna yang menarik bagi berbagai selera:


  • MTP-B145DC-3AV: dial hijau segar dengan aksen emas
  • MTP-B145DC-2A2V: nuansa biru tenang yang modern
  • MTP-B145DC-4AV: kombinasi silver dan rose gold yang feminin-maskulin
  • MTP-B145D-7BV: versi klasik full silver untuk gaya timeless


Keberagaman ini menunjukkan bahwa Casio memahami jam tangan bukan hanya alat penunjuk waktu tapi ekspresi identitas pribadi. Dan kini, dengan varian emas, mereka menawarkan opsi bagi mereka yang ingin tampil lebih berani dan percaya diri.


Harga dan Ketersediaan: Terjangkau Tanpa Mengorbankan Kualitas

Dibanderol $140, MTP-B145GC-9AV berada di kelas entry-level premium lebih terjangkau daripada merek Swiss, namun menawarkan kualitas build dan ketahanan yang jauh di atas harga.


Perbandingan cepat:


  • Jam tangan fashion merek ternama: $150–$300 (seringkali dengan bahan resin atau metal tipis)
  • Casio MTP-B145GC: stainless steel full, baterai 3 tahun, kaca mineral, desain Jepang   semua dalam satu paket $140


Jam ini sudah tersedia di casio.com/us, dan kemungkinan besar akan segera muncul di retailer seperti Amazon, Macy’s, atau Best Buy.


Konteks Lebih Luas: Casio Terus Perluas Ekosistem Produknya

Peluncuran MTP-B145GC-9AV terjadi di tengah strategi Casio yang semakin beragam. Baru-baru ini, perusahaan juga memperkenalkan:


  • Jam tangan digital khusus nelayan yang memprediksi waktu terbaik untuk memancing berdasarkan data bulan dan pasang surut
  • Pembaruan G-Shock seri Crosshatch, dengan desain tekstur unik dan fitur tahan banting ekstrem


Ini menunjukkan bahwa Casio tidak hanya fokus pada jam tangan rugged atau digital tapi juga memperkuat segmen fashion analog yang menarik kalangan muda dan profesional urban.


Kesimpulan: Nostalgia yang Terjangkau dan Bisa Dipakai Setiap Hari

Casio MTP-B145GC-9AV bukan sekadar jam tangan emas ia adalah perpaduan cerdas antara estetika masa lalu dan keandalan masa kini. Dengan harga $140, Anda mendapatkan:


  • Desain retro yang timeless
  • Material stainless steel berkualitas
  • Akurasi quartz Jepang
  • Kenyamanan pemakaian jangka panjang


Di era di mana banyak merek mengejar fitur digital, Casio justru mengingatkan kita: kadang, yang paling sederhana justru paling berkesan.


Dan dengan sentuhan emas yang berani, MTP-B145GC-9AV mungkin saja menjadi statement piece baru di pergelangan tangan Anda.

Bocoran Terbaru: OnePlus 15R Jadi HP Pertama dengan Snapdragon 8 Gen 5 di Dunia!

Bocoran Terbaru: OnePlus 15R Jadi HP Pertama dengan Snapdragon 8 Gen 5 di Dunia!

Bocoran Terbaru: OnePlus 15R Jadi HP Pertama dengan Snapdragon 8 Gen 5 di Dunia!

Dunia smartphone kembali dihebohkan dengan bocoran terbaru seputar OnePlus 15R, penerus dari seri R yang terkenal sebagai budget flagship alias ponsel berperforma tinggi dengan harga lebih terjangkau. Kali ini, rumor datang dari tipster ternama Debayan Roy (Gadgets Data), yang mengklaim bahwa OnePlus 15R akan menjadi smartphone pertama di pasar global yang menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 5.


Jika benar, langkah ini akan menjadi gebrakan besar. Bukan hanya karena Snapdragon 8 Gen 5 (versi non-Elite) diprediksi menjadi salah satu SoC (System on Chip) paling tangguh untuk gaming dan produktivitas di 2025 tapi juga karena OnePlus berani menempatkannya di lini R, yang selama ini dihargai sebagai alternatif lebih hemat dari flagship utamanya.


Namun, di balik euforia, muncul pertanyaan: Apakah OnePlus 15R benar-benar akan membawa chipset kelas atas ini? Dan apakah ada kompromi di sisi lain, seperti kamera atau desain?


Artikel ini mengupas tuntas bocoran spesifikasi, hubungannya dengan OnePlus Ace 6T, perbandingan dengan pendahulunya (OnePlus 13R), serta analisis realistis apakah rumor ini masuk akal.


Snapdragon 8 Gen 5: Chipset Gaming Kelas Atas untuk Ponsel “Murah”?

Menurut bocoran dari Debayan Roy, OnePlus 15R akan ditenagai oleh Snapdragon 8 Gen 5 bukan versi “Elite” yang digunakan di OnePlus 15 flagship, tetapi varian standar yang tetap sangat powerful.


Untuk konteks, Snapdragon 8 Gen 5 (diperkirakan diproduksi dengan proses 3nm oleh TSMC) menawarkan:


  • Peningkatan performa CPU hingga 15–20% dibanding Gen 4
  • GPU Adreno generasi baru dengan dukungan ray tracing mobile
  • Efisiensi daya yang jauh lebih baik
  • AI engine generasi ke-8 untuk fotografi dan asisten virtual


Jika rumor ini benar, OnePlus 15R berpotensi menjadi ponsel gaming terbaik di kelas harga menengah-atas, mengalahkan banyak kompetitor yang masih mengandalkan Snapdragon 8 Gen 3 atau Dimensity 9300+.


Namun, penting dicatat: belum ada konfirmasi resmi dari OnePlus. Semua informasi ini masih bersifat spekulatif, meski berasal dari sumber yang kredibel.


Dual Kamera 50MP + 50MP: Upgrade atau Downgrade?

Salah satu perubahan paling mencolok pada OnePlus 15R adalah konfigurasi kamera belakang. Bocoran menyebut perangkat ini akan hadir dengan dual kamera:


  • 50MP (utama)
  • 50MP (ultra-wide)


Ini berbeda dari OnePlus 13R, yang masih menggunakan triple kamera dengan tambahan lensa telephoto. Artinya, meski performa chipset naik, modul kamera justru “dipangkas”.


Kemungkinan besar, langkah ini diambil untuk:


  • Menekan biaya produksi
  • Menjaga harga tetap kompetitif
  • Fokus pada pengalaman inti: kecepatan, gaming, dan daya tahan baterai


Bagi sebagian pengguna, kehilangan lensa telephoto memang disayangkan terutama untuk fotografi jarak jauh. Namun, bagi gamer atau pekerja mobile yang jarang memakai zoom optik, dual 50MP mungkin lebih dari cukup, apalagi jika didukung algoritma HDR dan AI yang mumpuni.


OnePlus 15R = OnePlus Ace 6T? Begini Hubungan Keduanya

Menariknya, bocoran ini juga mengonfirmasi bahwa OnePlus 15R kemungkinan besar adalah versi global dari OnePlus Ace 6T, yang akan diluncurkan lebih dulu di Tiongkok.


Strategi ini bukan hal baru bagi OnePlus. Sejak beberapa tahun terakhir, merek ini kerap merebrand model Ace sebagai seri R untuk pasar internasional:


  • OnePlus 11R = OnePlus Ace 2
  • OnePlus 12R = OnePlus Ace 2V
  • OnePlus 13R = OnePlus Ace 3V


Dengan pola ini, OnePlus Ace 6T di Tiongkok = OnePlus 15R di global. Artinya, kita bisa memperkirakan spesifikasi lengkapnya berdasarkan kebocoran Ace 6T, termasuk:


  • Desain modul kamera melingkar di pojok kiri atas
  • Layar AMOLED dengan refresh rate 120Hz
  • Baterai besar (kemungkinan 5.500 mAh) dengan pengisian cepat 100W
  • Sistem pendingin cair (vapor chamber) untuk gaming intensif


Analisis: Masuk Akal Kah OnePlus 15R Pakai Snapdragon 8 Gen 5?

Secara teknis, sangat masuk akal.

Qualcomm biasanya merilis dua varian Snapdragon 8 Gen X setiap tahun:


  • Elite/Plus: untuk flagship premium (Samsung Galaxy S25 Ultra, OnePlus 15)
  • Standar: untuk flagship sekunder atau premium mid-range (OnePlus 15R, Xiaomi 15T Pro)


Namun, resikonya besar. Jika OnePlus 15R benar-benar menggunakan Snapdragon 8 Gen 5 standar, maka perbedaan performa antara OnePlus 15 dan 15R akan sangat tipis hanya terletak pada kamera, material, dan fitur eksklusif seperti IP68 atau pengisian nirkabel.


Ini bisa:

  •  Meningkatkan daya tarik 15R sebagai pilihan cerdas bagi yang ingin performa tinggi tanpa bayar premium
  •  Menggerus penjualan OnePlus 15, jika konsumen merasa flagship utama tidak sebanding dengan harganya


Kemungkinan besar, OnePlus akan mengatur selisih harga yang signifikan misalnya:


  • OnePlus 15: Rp14 juta
  • OnePlus 15R: Rp9–10 juta


Dengan selisih Rp4–5 juta, perbedaan kamera dan fitur mewah masih bisa dibenarkan.


Kapan Rilis dan Berapa Harganya?

Belum ada tanggal resmi, tapi berdasarkan pola peluncuran OnePlus:


  • OnePlus Ace 6T: rilis di Tiongkok akhir November 2025
  • OnePlus 15R: rilis global Desember 2025 atau Januari 2026


Perkiraan harga:


  • India: ₹39.999 (~Rp7,5 juta)
  • Eropa: €499 (~Rp8,3 juta)
  • Indonesia: Rp8,5–9,5 juta


Jika harga benar-benar di kisaran ini, OnePlus 15R bisa jadi raja baru di segmen flagship murah.


Kesimpulan: Haruskah Menunggu OnePlus 15R?

Jika Anda:


  • Penggemar gaming mobile
  • Butuh performa tinggi untuk multitasking
  • Tidak terlalu butuh lensa telephoto
  • Ingin chipset terbaru tanpa bayar harga flagship penuh


Maka OnePlus 15R layak ditunggu.


Namun, jika Anda:


  • Sering memotret objek jauh
  • Menginginkan fitur premium seperti IP68 atau wireless charging
  • Tidak ingin menunggu hingga akhir tahun


Maka OnePlus 13R atau OnePlus 15 mungkin lebih cocok.


Yang pasti, rumor ini menunjukkan bahwa OnePlus semakin agresif dalam memperluas dominasi di segmen performa tinggi dan Snapdragon 8 Gen 5 bisa jadi senjata rahasia mereka di 2026.


Tetap pantau informasi resmi, karena seperti biasa: bocoran bisa berubah sewaktu-waktu!

Snapdragon 6s Gen 4 vs Dimensity 7400: Chipset Mid-Range Terbaru, Mana Layak Dibeli?

Snapdragon 6s Gen 4 vs Dimensity 7400: Chipset Mid-Range Terbaru, Mana Layak Dibeli?

Snapdragon 6s Gen 4 vs Dimensity 7400: Chipset Mid-Range Terbaru, Mana Layak Dibeli?

Pasar smartphone mid-range kian memanas di akhir 2025. Qualcomm dan MediaTek dua raksasa chipset dunia kembali bersaing ketat lewat dua chip terbaru mereka: Snapdragon 6s Gen 4 dan Dimensity 7400. Keduanya ditujukan untuk perangkat kelas menengah yang menawarkan performa premium tanpa harga flagship.


Namun, di balik spesifikasi yang terlihat mirip, tersimpan perbedaan signifikan dalam arsitektur, efisiensi, kecepatan, dan fitur pendukung. Artikel ini melakukan analisis mendalam berdasarkan data teknis, hasil benchmark, dan kemampuan real-world untuk menjawab satu pertanyaan krusial: mana yang benar-benar lebih unggul?


Sekilas Profil: Dua Chipset dengan Misi Serupa

Snapdragon 6s Gen 4 resmi diumumkan oleh Qualcomm pada Oktober 2025, sebagai penerus lini 6s yang fokus pada keseimbangan performa dan efisiensi.

Dimensity 7400 diluncurkan lebih awal oleh MediaTek pada Februari 2025, dan telah diadopsi oleh sejumlah smartphone seperti Motorola Edge 60.

Keduanya menggunakan prosesor octa-core dengan konfigurasi CPU identik:


  • 4 core performa Cortex-A78
  • 4 core efisiensi Cortex-A55


Namun, kecepatan clock dan proses manufaktur menjadi titik awal perbedaan krusial.


Benchmark Performa: Dimensity 7400 Sedikit di Atas

Data benchmark dari Geekbench 6 mengungkap perbedaan nyata dalam performa CPU:


Chipset
Single-Core
Multi-Core
Snapdragon 6s Gen 4
1,018
2,893
Dimensity 7400
1,058
3,041


Angka ini diambil dari:


  • Snapdragon 6s Gen 4: listing bocoran Moto G100s
  • Dimensity 7400: pengujian langsung pada Motorola Edge 60


Meski selisihnya tidak dramatis (~4% di single-core, ~5% di multi-core), Dimensity 7400 secara konsisten unggul, berkat frekuensi CPU yang lebih tinggi:


  • A78: 2,6 GHz vs 2,4 GHz
  • A55: 2,0 GHz vs 1,8 GHz


Perbedaan ini mungkin terasa dalam multitasking berat atau aplikasi yang sangat bergantung pada CPU.


Catatan: Skor GPU belum bisa dibandingkan karena belum ada perangkat komersial dengan Snapdragon 6s Gen 4 yang dirilis.


Proses Manufaktur: TSMC vs Samsung Siapa Lebih Efisien?

Kedua chip dibangun di atas node 4nm, tetapi dari dua pabrikan berbeda:


  • Snapdragon 6s Gen 4: Samsung 4LPP
  • Dimensity 7400: TSMC N4


Fakta industri menunjukkan bahwa TSMC umumnya unggul dalam efisiensi daya dan kepadatan transistor dibanding Samsung pada node yang setara. Artinya, Dimensity 7400 berpotensi lebih hemat baterai dan lebih dingin saat beban tinggi faktor kritis bagi smartphone mid-range yang sering digunakan sepanjang hari.


GPU & Pengalaman Gaming: Qualcomm Andalkan Fitur, MediaTek Optimalkan Efisiensi

Snapdragon 6s Gen 4: Adreno dengan Teknologi Premium

  • GPU: Qualcomm Adreno (tidak disebutkan model spesifik)
  • Klaim: 59% lebih cepat dari generasi sebelumnya (6s Gen 3)


Mendukung gaming 144fps, Variable Rate Shading (VRS), dan Game Quick Touch untuk mengurangi latensi sentuh

Fitur seperti VRS yang biasanya hanya ada di chipset flagship menunjukkan upaya Qualcomm membawa pengalaman gaming kelas atas ke segmen mid-range.


Dimensity 7400: Mali-G615 MC2 dengan AI Optimasi

  • GPU: ARM Mali-G615 MC2
  • 10% lebih cepat dari pendahulunya


Didukung MediaTek Adaptive Gaming Technology (MAGT) 3.0, yang secara dinamis menyesuaikan penggunaan daya dan performa berdasarkan skenario game

Network Observation System (NOS) memastikan koneksi stabil selama gaming online

Meski Mali-G615 bukan GPU paling kuat, optimasi berbasis AI dari MediaTek bisa memberikan pengalaman gaming yang lebih lancar dalam kondisi jaringan tidak stabil.


Kemampuan Kamera & Imaging: Dimensity Unggul dalam Video, Snapdragon di Foto Cepat

Snapdragon 6s Gen 4

  • ISP: Dual Spectra 12-bit
  • Dukungan:
    • Foto hingga 200MP
    • Video 2K HDR @30fps
    • 720p slow-mo @240fps
  • Zero shutter lag untuk foto 32MP tunggal atau 16+16MP ganda


Fokusnya jelas pada fotografi cepat dan responsif, cocok untuk pengguna yang sering memotret momen spontan.


Dimensity 7400

  • ISP: Imagiq 950 (12-bit)
  • Dukungan:
    • Foto hingga 200MP
    • Video 4K @60fps (lebih tinggi dari Snapdragon)
    • Google Ultra HDR (kompatibel dengan ekosistem Android terbaru)
  • MCNR (Multi-Frame Noise Reduction) untuk foto malam lebih bersih


Di sini, Dimensity 7400 unggul dalam kualitas video dan integrasi ekosistem Android modern, terutama berkat dukungan Ultra HDR.


Konektivitas: 5G, Wi-Fi, dan Bluetooth

Keduanya mendukung:


  • 5G Release 16
  • Wi-Fi 6E
  • Bluetooth 5.4

Namun, kecepatan unduh maksimal berbeda:


  • Snapdragon 6s Gen 4: 2,9 Gbps
  • Dimensity 7400: 3,27 Gbps

Selisih ~13% ini berarti Dimensity 7400 lebih unggul dalam skenario unduh data berat, seperti streaming 4K atau update game besar meski dalam praktik sehari-hari, perbedaan ini mungkin tidak terasa karena keterbatasan infrastruktur jaringan.


AI & NPU: Otak Cerdas di Balik Pengalaman Pengguna

Kedua chip memiliki Neural Processing Unit (NPU) khusus:


  • Snapdragon: Hexagon NPU
  • Dimensity: NPU 655

Keduanya digunakan untuk:


  • Optimasi kamera (HDR, noise reduction)
  • Peningkatan audio
  • Prediksi penggunaan baterai
  • Akselerasi fitur asisten suara


Meski tidak ada benchmark NPU publik yang tersedia, MediaTek cenderung lebih agresif dalam integrasi AI ke pengalaman pengguna, sementara Qualcomm fokus pada efisiensi dan stabilitas.


Spesifikasi Teknis Lengkap: Perbandingan Sisi ke Sisi


Fitur
Snapdragon 6s Gen 4
Dimensity 7400
Tanggal Rilis
Oktober 2025
Februari 2025
Proses Manufaktur
Samsung 4nm
TSMC 4nm
CPU
4×2.4 GHz A78 + 4×1.8 GHz A55
4×2.6 GHz A78 + 4×2.0 GHz A55
GPU
Adreno (VRS, Game Quick Touch)
Mali-G615 MC2 (MAGT 3.0)
NPU
Hexagon NPU
NPU 655
Memori
LPDDR5 (3.2 GHz)
LPDDR5 (3.2 GHz)
Penyimpanan
UFS 3.1
UFS 3.1
Kamera Maks
200MP
200MP
Video Maks
2K HDR @30fps
4K @60fps
Fitur Kamera
Zero shutter lag, slow-mo 240fps
Google Ultra HDR, MCNR
5G Peak Speed
2.9 Gbps
3.27 Gbps
Wi-Fi
Wi-Fi 6E
Wi-Fi 6E
Bluetooth
5.4
5.4


Kesimpulan: Dimensity 7400 Lebih Unggul Secara Komprehensif

Berdasarkan analisis menyeluruh, Dimensity 7400 menawarkan keunggulan tipis namun konsisten di hampir semua aspek:


  • Performa CPU lebih tinggi
  • Proses manufaktur lebih efisien (TSMC)
  • Kemampuan video lebih baik (4K/60fps)
  • Kecepatan 5G maksimal lebih tinggi
  • Dukungan fitur Android terbaru (Ultra HDR)


Sementara itu, Snapdragon 6s Gen 4 unggul dalam fitur gaming khusus seperti VRS dan latensi sentuh rendah tapi ini hanya berarti jika GPU-nya benar-benar kompetitif (yang belum terverifikasi).


Bagi konsumen, pilihan mungkin juga bergantung pada ecosystem brand. Pengguna yang setia pada merek Qualcomm mungkin lebih percaya pada stabilitas dan dukungan jangka panjang, sementara pencari performa maksimal dengan harga terjangkau cenderung memilih Dimensity 7400.


Namun, secara objektif dan berdasarkan data teknis serta benchmark yang tersedia hingga Oktober 2025, Dimensity 7400 layak disebut sebagai chipset mid-range yang lebih unggul.